[ID-PPA] Pi.9
- Signatur
-
- Pi.9
- Titel
-
- Kempalan Serat Piwulang
- Einrichtung
- Katalog
-
- Pi.9
- ↳ wie in Referenz
-
- Kempalan Serat Piwulang
- Thematik
- Region
- Inhalt
-
- Teks berbentuk puisi: macapat.
Naskah ini terdiri atas 10 teks piwulang sebagai berikut.
1. Pengantar (h.1-7). Berisi puji-pujian pada Tuhan dan pengakuan akan kebesaran Tuhan, serta beberapa ajaran moral.
2. Wulangreh (h.7-66), teks diawali dengan puji-pujian padaTuhan. Teks ini merupakan ajaran Paku Buwana IV kepada para putranya agar senantiasa melatih jiwa dan pikiran. Hal itu dapat dilakukan melalui latihan-latihan fisik secara bersungguh-sungguh, seperti mengurangi makan-tidur, olah keprajuritan, dan menjauhi tindakan bersenang-senang. Dianjurkan pula untuk menuntut ilmu dan melaksanakan hukum agama dengan benar.
3. Wulang Putri (h.66-83), merupakan kelanjutan ajaran Paku Buwana IV yang dijtujukan bagi putrinya, yaitu tentang ajaran berumah tangga. Dikatakan bahwa berumah tangga bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu, perlu diketahui seluk-beluknya. Sarana orang berumah tangga bukanlah harta atau rupa, melainkan “eling”. Dalam menyamoaikan ajaran ini, digunakan pula kisah seorang raja Cina dan raja Ternate yang sedang menasehati putri mereka. Pada akhir teks, diajarkan tentang alasan seseorang disebut sebagai “perempuan” serta kategori perempuan yang baik dan perempuan buruk.
4. Seh Tekawardi (h.84-118), berisi ajaran Seh Tekawardi, seprang pendeta yang berdiam di gunung Maligeretna di Negara Garbasumandha dari berbagai usia. Ajarannya berisi antara lain : definisi tentang orang tua dan orang muda, hal-hal yang sebaliknya dilakukan saat muda, serta arti hidup di dunia. Selain itu, diajarkan tentang sikap dan sifat yang harus dimiliki seseorang pada saat mengabdi pada raja, serta ajaran tentang perilaku orang yang hendak bertapa.
5. Carakabasa (h.119-143), berisi ajaran tata krama berbahasa yaitu aturan penggunaan bahasa Jawa yang benar sesuai dengan tingkat kedudukan lawan bicara.
6. Dewaruci Sêkar Macapat (h.144-185), berisi ajaran filsafat kehidupan yang disampaikan dewaruci kepada Bima. Pada akhir cerita, Bima berhasil memperoleh ajaran tentang kebenaran sejati.
7. Pawukon (h.186-195), tek ini berisi daftar pembagian waktu berdasarkan wuku dan hari, masing-masing dijabarkan secara terperinci nama dan watak katergori waktu tersebut.
8. Wulangipun Prabu Rama dhatêng Prabu Wibisana (h.196-213), berisikan tentang Prabu Rama Wijaya sesudah mengalahkan kerajaan Alengka. Ia mengangkat Wibisana sebagai raja Alengka bergelar Prabu Gunawan. Prabu Rama memberikan wejangan tentang konsep raja utama, sikap yang sebaiknya dilakukan seorang raja dalam menghadapi suatu peristiwa, dan juga fungsi harta kekayaan untuk keutamaan suatu kerajaan.
9. Sêrat Jayabaya (h.213-247), barisi ramalan Jayabaya tentang keadaan yang akan terjadi di Jawa berdasarkan pembagian periode waktu tiap 100 tahun. Setiap periode disebut satu zaman dan memiliki pengaruh terhadap watak manusia zaman itu.
10. Sêrat Jaka Slewah (h.247-258), berisi ajaran spiritual dan filsafat religius yang mengakui eksistensi Allah dan Muhammad, di bingkai dalam sebuah cerita.
- Teks berbentuk puisi: macapat.
- Sprache
- Schrift
- Typ
- Anzahl der Bände
-
- 1
- Einband
-
- Bahan sampul: kertas karton.
Ukuran sampul: 21,5 x 31 cm - Jilidan kuat.
- Bahan sampul: kertas karton.
- ↳ Material
- ↳ Farbe
- Blattzahl
-
- xii + 258 + xii = 282 halaman
- Blattformat
-
- 20,5 x 30 cm
- Textspiegel
-
- 15 x 19,75 cm
- Zeilenzahl
-
- 15
- Spaltenzahl
-
- 1
- ↳ Tinte
- Einrichtung
- Projekt
- Signatur
-
- Pi.9
- ↳ alternativ
-
- Girardet 58560
- Bearbeiter
-
- S.R. Saktimulya
- Bearbeitungsstatus
-
- Ersteingabe komplett
- Statische URL
- https://www.qalamos.net/receive/ID9Book_manuscript_00000266
- MyCoRe ID
- ID9Book_manuscript_00000266 (XML-Ansicht)
- Export
- Lizenz Metadaten
- CC0 1.0
- Anmerkungen zu diesem Datensatz senden
